Dunia Kecilku

Selamat datang di dunia kecilku. Dunia yang terbatas ketidakmampuan mengekspresikan semua keinginan, dunia yang hanya berupa penggalan penggalan, dan akan menjadi utuh karena kehadiranmu. :D

Cep Agus diajar nulis Headline Animator

Selasa, 31 Juli 2012

Menyentuh Langitmu: Part. 1 Aku dan Egoku

"Buk" sebuah pukulan keras tepat mengenai rahang kananku. Rasa sakit mulai merayap ke kepala, lalu mengirimkannya kembali ke seluruh tubuh. Untuk sesaat dunia hening. Pandanganku berbayang. Wajah wajah marah itu tersenyum puas. Tubuhku tersungkur di kaki salah seorang dari mereka. Berikutnya tendangan dan injakan di punggung, kepala, bergantian kurasakan. Nyanyian kebencian mereka yang terdengar samar samar mengiringi penyiksaan itu. 

Sakit, namun egoku menahan untuk mengucap ampun. Aku lebih baik mati di gang ini, daripada harus menyerahkan harga diriku. Setiap benturan seolah menghantam tembok egoku, namun ia terlalu angkuh untuk sedikit saja mengalah. Tidak! Mengucap ampun hukumnya haram dalam hidupku. Sayang, aku tak bisa berbuat banyak melawan ke lima preman itu, selain menggulung diri, melindungi kepala dan dada.
 
 Ah sial, ini semua gara gara bapak tua penjual sekoteng. Setengah jam sebelumnya, aku tengah menikmati kemacetan dari atas motor gede. Karena tak sabar, aku menyalip kiri dan kanan. Salah perhitungan, stang kanan motorku menyenggol seorang bapak bapak yang tengah membawa baki berisi dua mangkuk sekoteng. Bapak bapak itu tersungkur. Sekotengnya tumpah, mangkuknya pun pecah. Jelas, aku langsung memakinya. Orang bodoh pun tahu kalo pejalan kaki itu mestinya lewat trotoar. Sayangnya, yang berada di sana juga kumpulan orang bego. Bukannya membelaku, malah balik menyudutkan. Tak terima, akhirnya kumaki sambil mencoba pergi. Rupanya makian itu menyulut amarah mereka. Aku pun mencoba kabur, memacu kembali motorku. Dalam kerumunan,  motorku berkelit kiri kanan mencari celah. Sayang, bukannya lolos, aku justru terjatuh. Motorku menghantam samping truk barang yang tengah parkir. Beruntung aku terhempas tanpa cedera parah. Tubuh ini masih kuat untuk berlari dari kejaran orang orang yang berteriak di belakang. Mengenal daerah musuh memang penting dalam perang. Dan kali ini aku belajar langsung tentang itu.  Belajar dengan penuh rasa sakit. Setelah berhasil lari, aku akhirnya terjebak di gang sempit ini. Menjadi hidangan nikmat bagi ke lima preman yang mengejarku. Sial. 

Tendangan dan injakan itu terus menghujani, sampai aku nyaris kehilangan kesadaran.
Beruntung, semuanya tiba tiba saja terhenti.  Terhenti oleh kemunculan seseorang perempuan.  Aku pun masih mendengar teriakannya itu. Kemudian hening. Mataku yang dipenuhi darah dan amarah masih sanggup menangkap sosok mungil itu. Meski samar, kulihat ia tergesa menghampiri. Layaknya seorang pawang singa, perempuan berjilbab itu membuat ke lima preman menunduk. Takluk.
 
“Apa ini? Siapa perempuan sialan yang berani beraninya menghina ku? Sedari kecil aku benci diremehkan. Meski dimanja, namun aku menolak bila harus ditolong perempuan; mahluk lemah yang bisanya hanya merengek. Sial. Dia pikir dia siapa? Apa dia pikir aku tak sanggup bertahan dan menghajar mereka semua. ”

Ku kumpulkan tenaga, mencoba bangkit. Kedua tangan ini membantu menopang kaki yang bergetar. ‘Aku bisa… lihat saja perempuan sialan…’ Satu langkah dan bruk. Tubuhku kembali ambruk. Lemah. Segera perempuan itu menghampiri. Ia menyuruh para preman untuk menolongku. Aku menatapnya tajam, mencoba menyampaikan kebencian lewat mataku, namun ia tak membalasnya. Ia terus saja meminta mereka untuk segera menolongku. Jantungku melambat. Hening, redup kemudian gelap.

4 komentar:

Unknown mengatakan...

kereeen!!! membuat pembaca terbawa suasana, jd menggebu-gebu bacanya.. membuat penasaran, bahasanya mengalir, diksinya baik, LANJUTKAN!!!! bgmnakah kisah si aku selanjutnya? gak sabar pngen bca slnjutnya... ^^

Unknown mengatakan...

Hmmm... actually the main story is not about the Aku, but about the girl... ^^

Terima kasih atas komentarya, tapi kalo memang ada yang dirasa kurang, sampaikan saja teh ^^

gilang jubei mengatakan...

Hi...im sorry 4 comin late, Sir....qiqiqi...baru skrng menclok dimari, n I reaaaaally enjoy reading it with a glass of coffee (kopina teu dina cangkir)...awesome, keren klu kata teh Layla mah^^...apalagi I like kinda martial art thingy, atau nugebak gebuk kitu....make ur adrenaline gets pumped out,,,keep writing broth

Unknown mengatakan...

thanks sis... ^^ tapi kyanya gus berhenti di part ke 7. smakn ksini, idenya semakin beurat. Jadi asa sinetron... heuheuheu