Mun seug dietang etang mah, kuring teh geus hirup leuwih ti 10 rebu poe. 10.000 lain etangan nu saeutik, tangtuna mun seug dititah nungguan 10 rebu poe tea mah matak bulukan. Tong boro 10.000 poe, 10.000 menit weh, da kesel atuh. Naha, asa teu karasa, asa karek kamari kuring di aais ku Ema ka sakola SD lantaran geuring, asa karek kamari ditakol ku kang Nurdin, satpam SMPN 2 Cianjur lantaran maen langlayangan hareupeun sakola pas waktuna balik. Asa karek kamari ngasaan bogoh, ngasaan peurihna ditolak, endahna paduduaan jeung bobogohan. Asa karek kamari oge kumpul ngariung jeung babaturan kuliah di hareupeun Pentagon teh, maen pe es jeung si Dani, gadang di Kobos jeung si aldo, ndot, mpot, ujang. Geuning 10 rebu poe katukang teh asa karek kamari, bakat ku nikmatna hirup. Tapi naha kuring masih keneh sok nyengceurikan hirup?
Dunia Kecilku
Selamat datang di dunia kecilku. Dunia yang terbatas ketidakmampuan mengekspresikan semua keinginan, dunia yang hanya berupa penggalan penggalan, dan akan menjadi utuh karena kehadiranmu. :D
Cep Agus diajar nulis Headline Animator
Senin, 25 Juni 2012
Minggu, 24 Juni 2012
Semua ada sebabnya
Ada hal spesial yang terjadi hari ini. Sore, sekitar pukul 15.30, saat saya tengah asyik ngobrol dengan kakak ipar dari Tangerang di teras rumah, tiba tiba seorang bapak bapak yang tengah membawa antena TV secara tidak sengaja menyenggol pot bunga Adenium yang ditata di atas pagar. Pot tersebut pun tumpah dan batang bunga nya patah. Seketika emosi pun meluap, namun entah kenapa, ada sebuah bayangan yang tiba tiba saja meredupkan emosi tersebut. Semuanya terjadi karena ada sebabnya, itu kata kata yang kemudian muncul di benak ini. Meski si bapa bapa tersebut tak meminta maaf atau membereskan pot yang berserakan, namun pikiran ini enggan marah, malah berfikir apa makna dari semua ini? Akhirnya, setelah menelusuri setiap sel otak, saya teringat kejadian beberapa bulan yang lalu. Kejadian yang membuat saya akhirnya mengerti, bahwa semua terjadi karena ada sebabnya.
Saat itu, saya diminta untuk menggotong lemari menuju TK dari rumah, karena si teteh merasa kalo lemari bajunya yang kegedean untuk kamarnya, bisa bermanfaat kalau ditempatkan di TK tempat dia ngajar. Dengan susah payah, lemari yang berat itu saya gotong bersama keponakan dan tetangga saya. Saat tiba di gang yang sempit, lemari tersebut menyenggol baju yang tengah dijemur, juga tanpa sengaja. Baju yang masih basah itupun kotor, namun karena sedang memegang lemari yang berat, saya tidak sempat meminta maaf bahkan saat si yang punya baju sempat keluar rumah dan marah marah. Akhirnya saya sadar, bahwa apa yang tengah saya rasakan mungkin dirasakan juga oleh si mas mas pemilik baju yang dijemur itu. Sayang, si mas tersebut sudah pindah rumah, jadi saya belum sempat meminta maaf kepada beliau. Semoga saja, ada kesempatan untuk nanti meminta maaf. Aamiin.
Kamis, 21 Juni 2012
Terkadang
Menari, terus menarilah sampai kau bosan, sampai kaki kakimu keram atau kesemutan.
Tersenyum, dan terus tersenyumlah untuk ketidakpastian, pada akhirnya kau hanya bisa mentertawakan aku dan segala rindu yang kupendam untukmu.
Ah, langit biru, keheningan dan sapuan angin di pertengahan bulan Juni, aku memeluk semuanya dan kemudian membiarkannya kembali berlalu.
Ah ruang hampa, gitar yang tergantung di belakang meja kerja, dan musik yang mengalun tak menentu. Aku menghela seluruhnya dan menghembuskan kembali bersama bayanganmu.
Matahari meredup, awan bergerak perlahan, aku menutup semuanya untuk kembali kutemui esok pagi.
Tersenyum, dan terus tersenyumlah untuk ketidakpastian, pada akhirnya kau hanya bisa mentertawakan aku dan segala rindu yang kupendam untukmu.
Ah, langit biru, keheningan dan sapuan angin di pertengahan bulan Juni, aku memeluk semuanya dan kemudian membiarkannya kembali berlalu.
Ah ruang hampa, gitar yang tergantung di belakang meja kerja, dan musik yang mengalun tak menentu. Aku menghela seluruhnya dan menghembuskan kembali bersama bayanganmu.
Matahari meredup, awan bergerak perlahan, aku menutup semuanya untuk kembali kutemui esok pagi.
Senin, 18 Juni 2012
Membaca Anak Lewat Tulisannya
Ada yang sempat terlupakan pada hari
Kamis kemarin, saat saya tengah melatih marching band, Gunawan, anak
kelas VII A, menghampiri dan memberikan sebuah buku kecil yang berisi
cerita. Dia meminta saya membaca dan memberikan komentar atas ‘novel’nya
tersebut. Saya sempat bengong, karena yang dia tulis benar benar mirip
novel, malah ada kata pengantar serta daftar isinya. Padahal dia menulis
cerita tersebut di buku saku yang kecil dan ceritanya terlalu pendek
untuk disebut novel. Namun, karena si anak tersebut mengatakan bahwa itu
adalah novel, maka saya hanya bisa mengiyakan saja.
Kamis, 14 Juni 2012
Ekskul TB: Asyiknya Bikin Resensi
Hari Rabu kemarin menjadi salah satu
hari terhebat dalam hidup. Betapa tidak, dari jam delapan pagi sampai
jam empat sore, saya berkegiatan nyaris tanpa henti. Dari jam 08.00
sampai jam 13.30, saya mengikuti IHT bersama rekan rekan guru yang lain.
Selain jadi peserta, saya pun berkesempatan untuk menyampaikan hasil
pelatihan beberapa pekan ke belakang tentang pendidikan karakter.
Selanjutnya, kami bersama sama bertukar pikiran mengenai pendidikan
karakter. Setelah pelaksanaan IHT, saya tidak bisa ikut pulang bersama
guru guru yang lain, karena anak anak ekskul Tulisan Barudak sudah
menunggu. Yah, saya memang telah meminta mereka untuk kembali ngumpul,
karena kegiatan ekskul sempat terhenti karena pelatihan yang harus saya
ikuti serta kegiatan UKK
Rabu, 13 Juni 2012
Aku Muridmu dan Kalianlah Guruku
Education is not a preparation for life, Education is life it self.
(John Dewey)
Kata kata di atas merekat erat di meja kerja saya. Sebagai pengingat bahwa saya tidak boleh berhenti belajar, kapanpun dan di mana pun, dan apapun. Seperti hari kemarin, sepulang dari sekolah saya disuguhi Sambal Combrang dan Sambal Hiris. Karena merasa asing dan tertarik, saya pun meminta resepnya kepada Teh Een, pemilik rumah yang saya tumpangi.
Lho? Koq jadi ngomongin sambel seeh?
Yah, bukan si sambel yang akan jadi tokoh utama dalam tulisan ini, tapi para guru yang hadir setiap waktu. Mereka yang telah mengajari hal hal yang mungkin saya anggap kecil tapi sebenarnya penuh arti.
(John Dewey)
Kata kata di atas merekat erat di meja kerja saya. Sebagai pengingat bahwa saya tidak boleh berhenti belajar, kapanpun dan di mana pun, dan apapun. Seperti hari kemarin, sepulang dari sekolah saya disuguhi Sambal Combrang dan Sambal Hiris. Karena merasa asing dan tertarik, saya pun meminta resepnya kepada Teh Een, pemilik rumah yang saya tumpangi.
Lho? Koq jadi ngomongin sambel seeh?
Yah, bukan si sambel yang akan jadi tokoh utama dalam tulisan ini, tapi para guru yang hadir setiap waktu. Mereka yang telah mengajari hal hal yang mungkin saya anggap kecil tapi sebenarnya penuh arti.
Selasa, 12 Juni 2012
Sambel Combrang n Sambel Hiris ala Teh Een
Tadi sore, si kasep berkesempatan menikmati kembali salah satu sambel favorit yang baru dikenal sejak bertugas di sini, yaitu Sambel Hiris. Ples nya lagi, ada satu sambel yang baru dinikmati tadi. Penasaran, si kasep pun mewawancarai Teh Een, yang saat itu menyajikannya bersama nila goreng, tahu goreng dan sayur lopang. Nah ini resep dari beliau.
Rabu, 06 Juni 2012
Saat Mulut Kami Bertemu (a true story)
Sudah hampir 8 jam, sejak mata ini menemukan dirinya, membawanya ke pelukan. Aku pun mencoba mengenali setiap lekuk tubuhnya, dan tak butuh waktu lama untuk jatuh hati pada nya. Di setiap waktu senggang, mulut kami beradu, menyuarakan lagu lagu sendu, yang terkadang sumbang meski tlah kucoba hayati semuanya.. ..
Selasa, 05 Juni 2012
Mendengar Mereka
Pagi tadi saya mulai membaca surat kecil dari anak anak yang berisi kesan mereka selama belajar bersama saya selama satu tahun ke belakang, serta saran untuk pembelajaran di tahun berikutnya. Hal ini memang sudah menjadi kebiasaan dari tahun ke tahun. Tujuan nya? kalo dijabarkan mungkin agar:
Salahnya, tahun ini saya lupa untuk menyampaikan bahwa suratnya tidak harus diberi nama, agar mereka bisa dengan bebasnya mengatakan apa yang mereka rasakan dan pikirkan. Yah jadinya apa yang saya baca sekarang lebih cenderung berupa pujian, meski mungkin itupun apa yang mereka rasakan... :D Yah mungkin besok bisa diminta lagi...
*ilustrasi gambar dari sini
- Bisa lebih dekat dengan siswa (bukan dalam arti PDKT), mengenal karakter mereka, juga mengetahui apa yang mereka inginkan. (meski ga semua bisa dipenuhin. Repot kan kalau harus semua keingina mereka dipenuhin, mending kalau mereka minta no. hape, nah kalau minta hape gimana?)
- Bisa tau bagaimana pandangan siswa selama ini terhadap saya. Meski saya tahu bahwa mayoritas akan mengatakan saya ganteng dan baik hati, tapi tentunya mereka pun akan mengungkapkan keluhan keluhan mereka. Nah keluhan keluhan tersebut akan menjadi bahan renungan agar pada tahun berikutnya terjadi peningkatan dalam pelayanan pendidikan. :D
Masih teringat ketika 2 tahun lalu saya melaksanakan ritual ini, begitu dibaca suratnya, saya kaget karena hampir semua anak kelas 8a mengatakan bahwa saya pilih kasih. Dalam surat suratnya, mereka mengatakan bahwa saya lebih sering menghabiskan waktu di kelas 8b (ngobrol, maen gitar, ngadongeng, nyanyi nyanyi), bahkan dalam beberapa surat disebutkan bahwa saya sering di 8b karena di sana banyak siswi yang cantik.. (haduh...). Ya, saya akui semuanya, meski saya pun kemudian menjelaskan kepada mereka bahwa saya datang ke kelas 8b karena kelas mereka sering kosong (gurunya absen) pada saat saya sedang tidak mengajar. Meski setelah mendengar penjelasan dari saya, mereka masih ngambek, namun di tahun berikutnya saya bisa memperbaiki hubungan saya dengan anak anak.
Salahnya, tahun ini saya lupa untuk menyampaikan bahwa suratnya tidak harus diberi nama, agar mereka bisa dengan bebasnya mengatakan apa yang mereka rasakan dan pikirkan. Yah jadinya apa yang saya baca sekarang lebih cenderung berupa pujian, meski mungkin itupun apa yang mereka rasakan... :D Yah mungkin besok bisa diminta lagi...
*ilustrasi gambar dari sini
Indahnya Berbagi
Minggu petang, 27 Mei kemarin, saya mendapat telpon dari ketua MGMP
wilayah 2 Kab. Cianjur, untuk menggantikan beliau mengikuti pelatihan
Pendidikan Karakter di Lembang pada 28 s/d 31 Mei. Saya sempat berfikir
untuk menolaknya, karena saat itu saya baru tiba di tempat kerja setelah
menempuh perjalanan selama hampir 4 jam. Saya pikir kalau besok pagi
saya harus ke Lembang, menempuh perjalanan 200 Km, apakah saya kuat?
Untunglah saat itu, mas Tammy Hendrasetia, guru spiritual pribadi saya
memberikan semangat agar saya mengikutinya, selain untuk menambah
pengalaman, ilmunya pun pasti bermanfaat untuk saya dan rekan rekan guru
lainnya.
Esok paginya saya pun berangkat ke Lembang, setelah sebelumnya mampir di Dinas Kabupaten untuk mengambil surat tugas, lalu mampir ke rumah untuk menemui keluarga dan mempersiapkan perbekalan.
Esok paginya saya pun berangkat ke Lembang, setelah sebelumnya mampir di Dinas Kabupaten untuk mengambil surat tugas, lalu mampir ke rumah untuk menemui keluarga dan mempersiapkan perbekalan.
Langganan:
Postingan (Atom)