Maafkan ibumu ini nak, yang tak bisa
memanjakanmu dengan dunia, hingga kau harus merayu laki laki yang kau
panggil ’sayang’ untuk dibelikan Hape.
Sungguh nak, ibumu pun ingin di ’sayang’ olehmu, meski ibu belum bisa membelikanmu hape.
Sungguh nak, ibumu pun ingin di ’sayang’ olehmu, meski ibu belum bisa membelikanmu hape.
Maafkan ibumu ini nak, yang tak bisa mendidikmu dengan baik, hingga
berkali berkali guru mu yang tak ramah itu datang pada ibu, bercerita
bahwa kau sering bolos dan bahkan menunggak sekolah.
Sungguh nak, bila ibu tak harus menjadi buruh tani, akan ibu antarkan kau sekolah seperti dulu.
Dan sungguh nak, ibu tak pernah lupa menitipkan uang SPP setiap bulannya kepadamu.
Sungguh nak, bila ibu tak harus menjadi buruh tani, akan ibu antarkan kau sekolah seperti dulu.
Dan sungguh nak, ibu tak pernah lupa menitipkan uang SPP setiap bulannya kepadamu.
Maafkan ibumu ini nak, yang terlalu bodoh untuk memahamimu, hingga ibu
hanya bisa terdiam saat kau datang sambil menangis dan membanting pintu
kamarmu.
Sungguh nak, ibu ingin sekali mendengar ceritamu, meski ibu tak begitu mengenal duniamu.
Dan sungguh nak, Ibu ingin memelukmu seperti waktu kau kecil dulu, menghibur dan menghapus tangismu.
Sungguh nak, ibu ingin sekali mendengar ceritamu, meski ibu tak begitu mengenal duniamu.
Dan sungguh nak, Ibu ingin memelukmu seperti waktu kau kecil dulu, menghibur dan menghapus tangismu.
Maafkan ibumu ini nak, yang akhirnya harus menangis melihatmu, mendekam sendiri di kamar dengan bayi di rahimmu.
Sungguh nak, ibu tak bisa membelamu saat para tetangga mencibirmu,
Sungguh nak, ibumu pun tak bisa berkata apa-apa saat guru mu datang membawa surat terkahir untukmu.
Sungguh nak, ibu tak bisa membelamu saat para tetangga mencibirmu,
Sungguh nak, ibumu pun tak bisa berkata apa-apa saat guru mu datang membawa surat terkahir untukmu.
Maafkan ibumu ini nak…
Sungguh, saat mengandung melahirkanmu ibu tak pernah mendoakanmu menjadi seperti ini.
Sungguh, saat membesarkan dan merawatmu, ibu tak pernah berharap kau jadi seperti ini.
Sungguh, saat menyekolahkanmu, ibu tak pernah ingin kau jadi seperti ini.
Maafkan ibumu ini nak….
Sungguh, saat mengandung melahirkanmu ibu tak pernah mendoakanmu menjadi seperti ini.
Sungguh, saat membesarkan dan merawatmu, ibu tak pernah berharap kau jadi seperti ini.
Sungguh, saat menyekolahkanmu, ibu tak pernah ingin kau jadi seperti ini.
Maafkan ibumu ini nak….
gambar diambil dari sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar