Nak,
ke mana bukumu?
Apa kau
lemparkan
bersama botol dan batu?
Ke mana pensilmu?
Apa kau
acungkan
bersama pedang dan parang?
Cep Agus diajar nulis
Hanya sekedar tulisan biasa
Dunia Kecilku
Selamat datang di dunia kecilku. Dunia yang terbatas ketidakmampuan mengekspresikan semua keinginan, dunia yang hanya berupa penggalan penggalan, dan akan menjadi utuh karena kehadiranmu. :D
Cep Agus diajar nulis Headline Animator
Jumat, 28 September 2012
Kamis, 27 September 2012
Sepatu oh Sepatu
Oleh: M. Reyhan Dzulfiqor Daelami (alo na mang Agus)
“Assalammualaikum.” ucapku saat membuka pintu rumah. TV menyala. Gelas berserakan. “Kemana ibu dan adiku?”Tanyaku dalam hati. Aku mulai mencari ke kamar, ke dapur, ke toilet, bahkan ke atas genteng, tapi mereka tak ku temukan. ‘Kemana mereka?’
“Oh, ibu di sini! Pantas saja ku cari-cari tak ada.” ucapku sambil menghampiri ibu yang tengah tertegun di samping jemuran. Ibu tak menyahut. Ia tetap terdiam. Wajahnya menampakan kebingungan, seolah baru saja mendapatkan hadiah mobil dari undian Ale-ale.
“Ibu kenapa? Koq kaya yang bingung.” tanyaku.
“Sepatumu nak. Hilang!“
“Appaaaaaa!!!”
“Assalammualaikum.” ucapku saat membuka pintu rumah. TV menyala. Gelas berserakan. “Kemana ibu dan adiku?”Tanyaku dalam hati. Aku mulai mencari ke kamar, ke dapur, ke toilet, bahkan ke atas genteng, tapi mereka tak ku temukan. ‘Kemana mereka?’
“Oh, ibu di sini! Pantas saja ku cari-cari tak ada.” ucapku sambil menghampiri ibu yang tengah tertegun di samping jemuran. Ibu tak menyahut. Ia tetap terdiam. Wajahnya menampakan kebingungan, seolah baru saja mendapatkan hadiah mobil dari undian Ale-ale.
“Ibu kenapa? Koq kaya yang bingung.” tanyaku.
“Sepatumu nak. Hilang!“
“Appaaaaaa!!!”
Rabu, 19 September 2012
Goresan Cinta pada Tanah Merah
“Balik ga lo?” Tanya Andre sambil
terus mengunyah kolontong1 kiriman Bu Yanah.
“Heh? Balik? Pake apaan?” Jawab Sinta manyun.
“Heh? Balik? Pake apaan?” Jawab Sinta manyun.
“Minta anter aja ma Kang Beben,
gebetan lu itu. Hahahaha…” Jawab Andre
lagi, sambil terus berlari ke luar menyadari apa yang bakal terjadi selanjutnya.
Terlambat. Sebuah opak2
menghantam tepat ke kepalanya.
“Awas lo, lain kali piringnya yang Gua
lempar.” Ucap Sinta geram.
Langganan:
Postingan (Atom)