"Buk" sebuah pukulan keras
tepat mengenai rahang kananku. Rasa sakit mulai merayap ke kepala, lalu mengirimkannya
kembali ke seluruh tubuh. Untuk sesaat dunia hening. Pandanganku berbayang.
Wajah wajah marah itu tersenyum puas. Tubuhku tersungkur di kaki salah seorang
dari mereka. Berikutnya tendangan dan injakan di punggung, kepala, bergantian
kurasakan. Nyanyian kebencian mereka yang terdengar samar samar mengiringi
penyiksaan itu.
Dunia Kecilku
Selamat datang di dunia kecilku. Dunia yang terbatas ketidakmampuan mengekspresikan semua keinginan, dunia yang hanya berupa penggalan penggalan, dan akan menjadi utuh karena kehadiranmu. :D
Cep Agus diajar nulis Headline Animator
Selasa, 31 Juli 2012
Resensi Buku : How to Write a Damn Good Novel II - Advanced technique for Dramatic Story Telling
Judul Buku : How to Write a Damn Good Novel II – Advanced Technique
for Dramatic Storytelling
ISBN : 0-312-10478-2
Penulis : James N Frey
Jumlah Halaman: 161
Penerbit : St. Martin
Press, New York
Terbit : I, April 1994
Harga: $ 17.95
Menulis sebuah novel ataupun cerpen ternyata tidak
hanya sekedar menyampaikan ide atau imajinasi kita kepada pembaca. Seperti
seorang hipnotis, penulis harus mampu menghipnotis pembaca dengan tulisannya, membawa
mereka ke dalam cerita yang ia coba tunjukkan. Cerita dalam novel yang baik
harus mampu mengajak pembaca ikut merasakan apa yang tengah terjadi, merasakan
keadaan yang digambarkan penulis. Seorang penulis cerpen / novel pun harus
membuat pembaca ikut memikirkan apa yang akan terjadi, apa yang akan dilakukan
si pelaku, apa yang si pelaku rasakan.
Rabu, 25 Juli 2012
Bagaimana Seharusnya Menentukan Tokoh dalam Cerita Fiksi
Agar cerita fiksi (Cerpen / Novel) kita menarik, dalam
menentukan karakter tokoh , buatlah tokoh yang tidak
biasa (Homo Fictus). Tidak biasa dalam artian, lebih dari biasanya.
Misal, tokoh kita orangnya baik, jadikan tokoh tsb benar benar baik.
Bila jahat, benar benar jahat. Bila kesepian, benar benar kesepian.
Tokoh yang biasa (homo sapiens), cenderung tidak menarik pembaca.
Terapi Senam Mata untuk Mengobati Rabun Jauh dan Dekat
oleh : Kang Asep, Professor muda dari Ciranjang.
Orang
kota bisa dibilang memiliki resiko lebih tinggi memiliki cacat mata
dibanding orang yang ada di desa. Faktanya adalah bahwa kebanyakan orang
di kota menghabiskan banyak waktu bekerja atau berada di tempat yang
jarak pandang yang tidak jauh. Contoh aktifitasnya adalah seperti
bekerja di depan komputer, membaca buku, bekerja di dalam ruangan
tertutup yang sempit, dsb.
Orang
kota bisa dibilang memiliki resiko lebih tinggi memiliki cacat mata
dibanding orang yang ada di desa. Faktanya adalah bahwa kebanyakan orang
di kota menghabiskan banyak waktu bekerja atau berada di tempat yang
jarak pandang yang tidak jauh. Contoh aktifitasnya adalah seperti
bekerja di depan komputer, membaca buku, bekerja di dalam ruangan
tertutup yang sempit, dsb.
Hal tersebut justru dapat menyiksa
mata kita karena terus-menerus harus melihat jarak dekat tanpa banyak
melihat jarak jauh. Alhasil mata kita yang tadinya tidak memiliki
masalah melihat jauh kini menjadi buram jika melihat benda yang jaraknya
jauh. Melihat bintang di langit yang tinggi pun jadi berpendar
berbayang.
Jumat, 20 Juli 2012
Menikmati 80 Menit di Dalam Kelas
Konsep PAIKEM (pendidikan yang aktif, inovatif, kreatif dan
menyenangkan) yang sudah lama disuguhkan oleh beberapa ahli ternyata masih
sulit untuk diaplikasikan. Tak hanya
bagi guru muda, guru guru senior yang berpengalaman puluhan tahun pun kadang
belum bisa menikmati saat saat berada di dalam kelas. 80 menit serasa 8 jam. Duduk
ga nyaman, jalan jalan tak tenang. Sebentar sebentar ke ruang guru.
Kenapa semua itu bisa terjadi? Yah jawaban singkatnya ada
dua; belum siap dan enggak mau siap. Kalau belum siap, mungkin tips tips ini
bisa membantu, tapi kalo ga mau siap, sebaiknya serahkan tugas terhormat itu
pada mereka yang mau.
Selasa, 17 Juli 2012
Separuh Perjalanan Hidup Sebagai Guru
Sebagian orang mungkin mengatakan
bahwa menjadi guru adalah sebuah pekerjaan, suatu profesi. Namun bagi saya
pribadi, guru adalah sebuah penghargaan, penghargaan dari mereka yang terpaksa
atau dengan suka hati memandang saya sebagai seorang guru.
Saya begitu ingat ketika pertama
kali dipercaya untuk menjadi guru pada acara pesantren kilat yang dilaksanakan
Remaja Masjid di kampung saya. Saat itu saya masih duduk di bangku kelas 2
Sekolah Menengah Atas. Tanpa tahu mesti bagaimana, saya mencoba menjadi
pembimbing bagi anak anak yang masih SD.
Saat itu, saya mencoba mengingat bagaimana cara guru saya di sekolah mengajar,
dan mulai mengaplikasikannya.
Tulisan Barudak, Sebuah BLOG untuk Anak anak ku
Anak anak ku menggembala kambing dan memasak di
dapur. Tangan mereka terbiasa menyabit rumput dan mengumpulkan kayu
bakar. Namun, mereka pun berhak mengenal teknologi, melihat dunia
melalui internet.
Seperti yang disampaikan pada
tulisan-tulisan sebelumnya, saya merupakan guru Bahasa Inggris di daerah
yang bisa dikatakan terpencil. Sejak bertugas di sana, saya
mengumpulkan tulisan anak anak yang merupakan tugas tahunan. Tulisan
tulisan tersebut saya jilid rapih dan disimpan di lemari. Saya sengaja
tidak menyimpannya di perpustakaan, karena perpustakaan sekolah belum
terkelola dengan baik. Saya hanya meminjamkannya saat saya berkunjung ke
kelas. Dari sana anak bisa mengenang tulisan mereka pada tahun tahun
sebelumnya, juga belajar sesuatu dari tulisan temannya. Selain itu, anak
anak pun termotivasi untuk membuat tulisan yang lebih baik, karena
selain merasa dihargai, mereka pun sadar bahwa tulisan mereka akan
dibaca oleh teman temannya.
Senin, 16 Juli 2012
Kahayang
Lir ibarat ngajul bentang,
kahayang ukur kahayang, acan tangtu katedunan.
Lir ibarat nangkeup bulan,
kahayang ukur kahayang, acan tangtu kacumponan.
Jumat, 13 Juli 2012
Jual Seragam Koq Maksa! Pliss Donk Ah.
Baru kemarin saya melihat tetangga yang juga masih kerabat
tersenyum karena anaknya lolos ke salah satu SMP Negeri di Kabupaten Cianjur.
Ia begitu gembira, karena setidaknya ia tidak akan terbebani banyak biaya untuk
sekolah anaknya. Tadi pagi pun ia berkunjung ke rumah, meminta beberapa atribut
bekas keponakan, karena kebetulan keponakan saya baru saja lulus dari
sekolah tersebut. Sore hari nya, senyuman itu nyaris hilang dari wajahnya,
berganti kebingungan. Selidik punya selidik, ternyata sekolah mewajibkannya
membeli berbagai seragam dan atribut sekolah dari koperasi sekolah senilai Rp.
500.000 lebih. Padahal ia telah menjelaskan, bahwa beberapa barang, seperti
topi, dasi dan atribut sudah ia dapatkan dari tetangganya. Namun, pihak
koperasi sekolah tetap keukeuh memaksa ia untuk membelinya. Dengan lesu, ia
meminta pihak sekolah untuk memberinya waktu, karena baginya uang 500 ribu
bukanlah uang kecil yang bisa didapatkan dengan menggesek kartu ATM.
Lebih parahnya, ternyata harga barang barang (seragam dan
atribut) yang diwajibkan untuk dibeli dari koperasi sekolah terbilang mahal.
Tetangga saya di atas sebetulnya sudah membeli celana putih dari pasar sebelum
ia pergi ke sekolah, seharga Rp. 40.000. Saat datang ke sekolah, ia diwajibkan
membeli celana yang sama seharga Rp. 115.000. Padahal, sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah favorit di Cianjur. Ck ck ck
Tragis memang, saat sebagian pihak, termasuk pemerintah
mencoba membantu rakyat kecil agar dapat memperoleh hak pendidikan yang sama, oknum
oknum ini malah memanfaatkan kedudukan mereka dengan memaksakan kehendak demi keuntungan
pribadi. Permasalahan ini memang bukanlah hal baru, terbukti saat saya mencoba
mengadukan hal ini, mereka Cuma mengatakan “ah ini mah biasa Kang, di mana mana
juga sama.” Lah, kalo memang sudah banyak yang tahu, kenapa diam? Setidaknya sampaikan
agar tak selamanya kita berada dalam kubangan lumpur.
Yah, selalu ada keyakinan bahwa masih banyak orang yang
peduli terhadap nasib bangsa ini, termasuk rekan rekan semua. Semoga niat kita
semua ada yang menjembatani demi perbaikan pelayanan pendidikan di negeri
tercinta ini. Aamiin.
Karakteristik Anak Berkaitan Dengan Pengajaran Bahasa.
Salah satu hal yang dapat membantu kita saat kita mengajar adalah dengan mengenal karakteristik anak. Meski hal ini tidak selalu berlaku pada semua anak, namun pada umumnya, anak memiliki karakteristik tersendiri. Berikut karakteristik karakteristik yang dimaksud.
Pada usia 5 - 7 tahun, pada umumnya anak mampu:
- menyampaikan apa yang tengah mereka lakukan
- menyampaikan apa yang telah mereka dengar dan lakukan
- Merencanakan suatu kegiatan
- memberikan argumen dan memberitahu kenapa mereka berfikir demikian.
- menggunakan berbagai pola intonasi dalam bahasa mereka sendiri
- menggunakan penalaran logis
- menggunakan imajinasi mereka
- memahami interaksi langsung
Kamis, 12 Juli 2012
Merayu Rembulan
Aku memang bukan langit, yang sabar berdiri tanpa kaki,
Pun bukan bumi yang setia berotasi tanpa henti,
Hatiku rapuh, terluka karena goresan ilalang,
Tubuhku lemah, tak kuasa menahan semua beban,
Rabu, 11 Juli 2012
Rani, anakku
Rani, anakku, tertunduk malu kala ia menyeret tempat duduknya beserta pensil dan buku.
Rani, anakku, hanya mengangguk kala kutanya apa kau tak mengerjakan P.R hari itu.
Rani, anakku, ikut berjajar di tengah lapang kala mentari meninggi, menertawakanmu.
Rani, anakku, terkapar pingsan setelah satu jam bertahan, mencoba menuliskan alasan kenapa kau tak mengerjakan P.R hari itu.
Rani, anakku, hanya mengangguk kala kutanya apa kau tak mengerjakan P.R hari itu.
Rani, anakku, ikut berjajar di tengah lapang kala mentari meninggi, menertawakanmu.
Rani, anakku, terkapar pingsan setelah satu jam bertahan, mencoba menuliskan alasan kenapa kau tak mengerjakan P.R hari itu.
Maafkan Ibumu Ini, Nak!
Maafkan ibumu ini nak, yang tak bisa
memanjakanmu dengan dunia, hingga kau harus merayu laki laki yang kau
panggil ’sayang’ untuk dibelikan Hape.
Sungguh nak, ibumu pun ingin di ’sayang’ olehmu, meski ibu belum bisa membelikanmu hape.
Sungguh nak, ibumu pun ingin di ’sayang’ olehmu, meski ibu belum bisa membelikanmu hape.
Maafkan ibumu ini nak, yang tak bisa mendidikmu dengan baik, hingga
berkali berkali guru mu yang tak ramah itu datang pada ibu, bercerita
bahwa kau sering bolos dan bahkan menunggak sekolah.
Sungguh nak, bila ibu tak harus menjadi buruh tani, akan ibu antarkan kau sekolah seperti dulu.
Dan sungguh nak, ibu tak pernah lupa menitipkan uang SPP setiap bulannya kepadamu.
Sungguh nak, bila ibu tak harus menjadi buruh tani, akan ibu antarkan kau sekolah seperti dulu.
Dan sungguh nak, ibu tak pernah lupa menitipkan uang SPP setiap bulannya kepadamu.
Istriku
Istriku, tak hentinya aku mengagumi indah wajahmu
tatapan lembutmu yang mampu membuat rembulan tenggelam,
senyuman manismu yang mampu mengubah semua rasa seperti gula,
tatapan lembutmu yang mampu membuat rembulan tenggelam,
senyuman manismu yang mampu mengubah semua rasa seperti gula,
Pendidikan Berbasis Cinta
Bila pemerintah
menggulirkan sebuah konsep Pendidikan Berkarakter, saya pun tak ingin
kalah dengan mengutarakan konsep saya sendiri, yaitu Pendidikan Berbasis
Cinta.
Ini bukan tentang
teori teori atau deskripsi sebuah penelitian, ini hanyalah cerita yang
saya alami dan ingin saya bagi. Sejak pertengahan Maret 2009, saya mulai
menginjak kan kaki di Desa Batulawang ini. Desa yang terletak di
Kecamatan Cibinong ini masih satu Kabupaten dengan tempat tinggal saya
di Kecamatan Cianjur, namun jaraknya lumayan jauh, yaitu sekitar 100Km. Terlebih
lokasinya yang berada di bukit, memerlukan waktu lebih lama untuk
menuju ke sini dari tempat tinggal saya. Waktu tercepat yang pernah saya
tempuh dengan motor bebek 110 cc adalah 3 Jam, namun itu hanya bisa
dilakukan saat cuaca mendukung, dan tubuh saya fit.
Langganan:
Postingan (Atom)