Dunia Kecilku

Selamat datang di dunia kecilku. Dunia yang terbatas ketidakmampuan mengekspresikan semua keinginan, dunia yang hanya berupa penggalan penggalan, dan akan menjadi utuh karena kehadiranmu. :D

Cep Agus diajar nulis Headline Animator

Minggu, 02 September 2012

Tangisan Cinta

“Ayah, teteh mau e cim ini.” pintanya sambil menunjuk foto semangkuk es krim pink kuning dengan lelehan coklat dan taburan kacang mete yang terletak di tengah layar netbuk, diantara puluhan foto es krim lainnya. Matanya berkilat. 
“Besok ya sayang, ma bumba belina. Sekarang mah udah malem.” Jawabku sambil mendaratkan kecupan pada keningnya. Putri kecil ku tersenyum, kemudian melanjutkan ocehan tentang es krim sambil menunjuk satu per satu gambar es krim yang berjajar di sana.
“Ini buat Teteh, ini buat Buba, ini buat Wa Nunuy , Ini buat Ebe, ini Zidane… “
Mataku yang memperhatikannya memanas. Tanpa terasa ada buliran hangat terjun dari keduanya. Untuk ke sekian kalinya, hari ini aku menangis. Masih jelas bagaimana tadi siang air mata ku langsung tumpah saat pertama kali melihat rambutnya dipenuhi darah setelah kepalanya terbentur sudut meja. Dalam pangkuan, ia menangis meronta kesakitan. Tetesan darah segar dari kepalanya bertebaran di mana mana, di atas lantai marmer, pada baju putri berwarna kuningnya, pada tangan dan baju batik ku, pada kaos panjang istriku, pada handuk putih yang digunakan untuk menutup sementara lukanya.
 Tangisku berlanjut saat membawanya ke rumah sakit. Jeritannya bercampur dengan suara lembut istriku yang terus mencoba menenangkannya. Dalam tangis dan kepanikan, aku mencoba mengendalikan kendaraan roda dua yang bergerak gesit diantara puluhan mobil yang mengantri dalam kemacetan. Saat ia terbaring di atas blankar, menangis dalam dekapan Bundanya, aku kembali melepas air mata. “Ya Rabb, ijinkan aku menggantikan sakit yang tengah Kau timpakan kepadanya.” Aku terlalu takut untuk melihat luka nya. Aku terlalu takut untuk bertanya tanya apa yang akan terjadi kepadanya. Aku terlalu takut kehilangannya. Terlalu.
“Ayah, teteh mau nonton bebi rambut panjang*.” Mata bulatnya kembali menatapku. Aku menarik bibirku. Menyampaikan senyum cinta kepadanya. Dalam balutan kasih sayangNya, kami menikmati malam. “Semoga cintaku padanya tak lantas membuatku melupakan Mu, Ya Rabb.”

cat kak:
bebi rambut panjang maksudnya Barbie rambut panjang, film kesukaannya yang berkisah tentang Rapunzel.

2 komentar:

Yulianto Wibowo mengatakan...

Hiksss, terharu membaca ceritanya, mas.
Mungkin suatu saat nanti aku bakal merasakan.

Unknown mengatakan...

Ini kisah nyata koq, kejadian kemarin siang... :)
Terima kasih buat komen nya, ya semoga menjadi ayah yang baik buat anaknya ya... ^^