Selamat datang di dunia kecilku. Dunia yang terbatas ketidakmampuan mengekspresikan semua keinginan, dunia yang hanya berupa penggalan penggalan, dan akan menjadi utuh karena kehadiranmu. :D
“Ayah,
teteh mau e cim ini.” pintanya sambil menunjuk foto semangkuk es krim
pink kuning dengan lelehan coklat dan taburan kacang mete yang terletak
di tengah layar netbuk, diantara puluhan foto es krim lainnya. Matanya
berkilat.
“Besok ya sayang, ma bumba belina. Sekarang mah udah malem.”
Jawabku sambil mendaratkan kecupan pada keningnya. Putri kecil ku
tersenyum, kemudian melanjutkan ocehan tentang es krim sambil menunjuk
satu per satu gambar es krim yang berjajar di sana.
“Ini buat Teteh, ini buat Buba, ini buat Wa Nunuy , Ini buat Ebe, ini Zidane… “
Mataku yang memperhatikannya memanas. Tanpa terasa ada buliran hangat
terjun dari keduanya. Untuk ke sekian kalinya, hari ini aku menangis.
Masih jelas bagaimana tadi siang air mata ku langsung tumpah saat
pertama kali melihat rambutnya dipenuhi darah setelah kepalanya
terbentur sudut meja. Dalam pangkuan, ia menangis meronta kesakitan.
Tetesan darah segar dari kepalanya bertebaran di mana mana, di atas
lantai marmer, pada baju putri berwarna kuningnya, pada tangan dan baju
batik ku, pada kaos panjang istriku, pada handuk putih yang digunakan
untuk menutup sementara lukanya.
Tangisku berlanjut saat membawanya ke
rumah sakit. Jeritannya bercampur dengan suara lembut istriku yang terus
mencoba menenangkannya. Dalam tangis dan kepanikan, aku mencoba
mengendalikan kendaraan roda dua yang bergerak gesit diantara puluhan
mobil yang mengantri dalam kemacetan. Saat ia terbaring di atas blankar,
menangis dalam dekapan Bundanya, aku kembali melepas air mata. “Ya
Rabb, ijinkan aku menggantikan sakit yang tengah Kau timpakan
kepadanya.” Aku terlalu takut untuk melihat luka nya. Aku terlalu takut
untuk bertanya tanya apa yang akan terjadi kepadanya. Aku terlalu takut
kehilangannya. Terlalu. “Ayah, teteh mau nonton bebi rambut
panjang*.” Mata bulatnya kembali menatapku. Aku menarik bibirku.
Menyampaikan senyum cinta kepadanya. Dalam balutan kasih sayangNya, kami
menikmati malam. “Semoga cintaku padanya tak lantas membuatku melupakan
Mu, Ya Rabb.”
cat kak: bebi rambut panjang maksudnya Barbie rambut panjang, film kesukaannya yang berkisah tentang Rapunzel.
2 komentar:
Hiksss, terharu membaca ceritanya, mas.
Mungkin suatu saat nanti aku bakal merasakan.
Ini kisah nyata koq, kejadian kemarin siang... :)
Terima kasih buat komen nya, ya semoga menjadi ayah yang baik buat anaknya ya... ^^
Posting Komentar