Rani, anakku, hanya mengangguk kala kutanya apa kau tak mengerjakan P.R hari itu.
Rani, anakku, ikut berjajar di tengah lapang kala mentari meninggi, menertawakanmu.
Rani, anakku, terkapar pingsan setelah satu jam bertahan, mencoba menuliskan alasan kenapa kau tak mengerjakan P.R hari itu.
Rani, anakku, terkulai lemas di ruang guru, menangis malu, dan lalu menyerahkan bukumu padaku.
Rani, anakku, maafkan aku, gurumu yang tak pernah tahu, dan mungkin tak mau tahu,
Rani, anakku, kenapa kau tak bercerita sebelum ini terjadi, bahwa ibumu pergi ke saudi jadi TKI, bahwa ayahmu tak sempat kau kenali, bahwa nenek yang biasa merawatmu, terbaring lemah di ruang sunyi, bahwa adikmu, terlalu kecil untuk mengurus dirinya sendiri.
Rani, anakku, kau mencuci bajumu sendiri, kau memasak untuk nenek dan adikmu, kau memandikan dan menyiapkan baju untuk adikmu,
Rani, anakku, kenapa kau lalu menatapku dan berkata dengan air mata, “Maaf pak, Rani tidak bisa menyelesaikan tugasnya.”
Haurkuning, Sukanagara, Cianjur
24102011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar