“Ki, engke bareng nya. “ pintaku pada Rizky sambil bergegas
menuju ruang guru untuk membereskan netbuk yang masih menyala. Hari ini aku
memang berrencana untuk melakukan home visit ke salah satu siswa yang tinggal
di Cibalu. Setelah mencari informasi mengenai lokasi rumah siswa tersebut, aku
meminta Rizky dan Wan wan, dua murid yang juga tinggal di Cibalu, untuk
mengantar ku ke sana.
Dua belas lima belas motor putihku mulai melaju, mengekor
motor yang dikendarai Rizky dan Wan wan. Sapaan anak anak yang tengah melangkah
pulang mewarnai perjalananku siang itu. Aku hanya membalas nya dengan candaan,
tanpa mencoba
menawari untuk ikut menumpang. Tujuan kami berbeda. Aku ke
Cibalu, mereka ke Cisentul. Padahal aku ingin sekali ada yang mengendalikan
motor ini, karena selain kondisi jalannya yang belum begitu aku hafal, aku pun
ingin mengabadikan momen perjalanan menuju Cibalu.![]() |
Jalan menuju Cibalu |
Setelah beberapa menit, kami mulai memasuki daerah hutan.
Tak ada lagi rumah rumah penduduk yang terlihat. Di kiri kanan, hanya ada
barisan pohon jengjen diselingi beberapa pohon jati. Jalanan berbatu itu
membuatku sedikit kesulitan, sehingga berkali aku kehilangan jejak Rizky.
Syukurlah ia tetap menungguku.
![]() |
Dibonceng ku Cep Haryana, nuhun cep ah ^^ |
Akhirnya setelah beberapa menit ber ripuh ripuh ria, Allah
memberikan kemudahan yang mungkin jawaban atas do’aku tadi. Dari kejauhan, aku
melihat Haryana, siswa yang juga bertempat tinggal di Cibalu tengah melangkah
sendiri. Aku pun langsung memintanya untuk ikut dan mengendarai motor ku. Dari
sana perjalanan pun lebih menyenangkan. Badanku tidak lagi terasa nyeri karena
loncatan loncatan motor saat tergesa melewati jalan berbatu, mencoba mengejar Rizky
dan Wan wan. Tanganku pun asyik menekan shutter, mengambil gambar lewat kamera
digital.
Aku sempat bertanya saat Haryana membelokan motor ke jalan
takulan, karena setahuku untuk menuju Cibalu harus menempuh jalan besar berkoral.
Kemudian ia menjelaskan bahwa jalan yang ia ambil adalah shortcut menuju
Cibalu. Benar saja, hanya dalam 20 menit, kami tiba di lokasi. Padahal dulu, waktu
tahun lalu aku melakukan home visit, perjalan ke Cibalu memakan waktu lebih
dari 40 menit.
![]() |
jalan pintas menuju Cibalu, singkat tapi sempit ^^ |
Kedatanganku langsung disambut dengan wajah kaget dari seorang
laki laki 50 tahunan dan seorang ibu ibu yang dalam tebakan ku orang tua dari
siswa yang hendak ku kunjungi. Untuk mencairkannya, aku langsung memperkenalkan
diri dan menyampaikan maksud kedatanganku saat itu. Aku pun kemudian diajak
masuk ke dalam rumah. Selanjutnya kami pun ngobrol ngalor ngidul tentang keadaan
putrinya yang juga anak didik ku. Alhamdulillah, setelah setengah jam
berbincang, termasuk melakukan kontak via telepon genggam dengan siswa tersebut,
kami bisa menyelesaikan masalah tersebut.
Saat akan pamit, orang tuanya berpesan agar aku membujuk
anaknya untuk terus sekolah. Aku mengangguk, mencoba meyakinkan mereka. Meski,
yah, tanpa mereka minta pun, itu memang sudah menjadi keinginanku.
Berikut Momen momen lainnya yang sempat terabadikan.
![]() |
Dengan hati hati Haryana Coba mengendalikan motor saat menuruni jalan yang kondisinya cukup parah ini. ^^ |
![]() |
Indah ya? Di mana kah Cibalu?... :( |
![]() |
Wan wan n Rizky yang setia menantiku setiap aku tinggaleun |
![]() |
Dari balik dedaunan, ku curi perjalanan pulang anak anak sekolah |
2 komentar:
Seru perjalanannya Bro. Sepertinya tipe-tipe sang penjelajah nih. Kaya Dora D'explorer, hehe. Tetap semangat menulis Bro.
Ya alhamdulilah seru ^^
Lokasi sekolah tempat saya bertugas memang sedikit terpencil, tapi semangat anak anaknya ga ketulungan. 2 jam perjalanan menju sekolah mereka jalani tiap hari.
Inspiring banget pokonamah. :D
Terima kasih buat atensi nya... Btw, blog mas sendiri saya belum tau. Boleh donk berkunjung. :D
Posting Komentar